Seks Pranikah dan Efek Sosial, Bukan Alat Pelampiasan Nafsu

STORILOKA.COM - Sobat storilokariers, pada dasarnya manusia telah membatasi bentuk seksualitas seperti seks pranikah dan seks di luar nikah.

Alasan utama di balik penerapan pembatasan ini karena setiap manusia hidup dalam masyarakat yang beradab dengan norma moralitas dan kewajiban budaya yang ketat.

Masyarakat selalu mendambakan hubungan yang matang dan saling menghormati antara sesama di dalam lingkungannya masing-masing.

Tujuan utama di balik penerapan pembatasan seksual adalah agar setiap anggota masyarakat ini diperlakukan dengan bermartabat dan bukan sebagai alat pemuasan nafsu.

Baca Juga: Bahagianya Gadis Cantik Ini Belah Duren Sama Pria Afrika, Menikah dan Semuanya Berubah!

Apa itu Seks Pranikah?

Meskipun seorang manusia memperoleh kematangan fisik pada awal pubertas, ia dianggap memenuhi syarat untuk kawin dan bereproduksi jauh setelah usia 18 tahun atau 20 tahun.

Selain itu, masyarakat bersikeras bahwa praktik seks di luar nikah sebenarnya tidak pantas dan kadang dianggap ilegal.

Ada penjelasan yang menyatakan bahwa seks pranikah adalah setiap aktivitas seksual dengan pasangan lawan jenis atau dengan pasangan sejenis sebelum dia memulai kehidupan pernikahan.

Istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut hubungan seksual yang dilakukan sebelum usia sah pernikahan. Orang dewasa yang diduga menikah pada akhirnya juga termasuk dalam definisi ini.

Baca Juga: 5 Perilaku Berbahaya di Dalam Pernikahan Ini Perlu Diwaspadai, Suami dan Istri Wajib Tahu

Mengapa Seks Pranikah Dilarang?

Masyarakat modern tidak menghargai seks pranikah karena berbagai alasan. Sebab, bercinta tidak lagi dianggap sebagai luapan naluri seksual alami manusia.

Bisa disebut sebagai kewajiban yang diperlukan untuk berbagi romansa antara pasangan suami istri dan juga sebagai media untuk memenuhi tanggung jawab sosial melahirkan generasi berikutnya.